PUISI-PUISI ANM-1
PINTU SUDAH DITUTUP
pintu sudah ditutup
mari kita isolasi matahari
biarkan lahap: gurun, laut, hutan, pegunungan,
zologi, botani; Kita manusia: mari kita isolasi matahari
bahkan matahari mengisolasi kita!
kita rachitis
kita anemia
kita tbc
kita jantungan
<Jakco jantungan: hari ini mati>
08175035086 nomor hp siapa
tercecer di sini pemiliknya bisa saja
sudah mati
pintu sudah ditutup: 08175035086
beringstone lagu Jacko
tidak selesai
Sumenep, 27 Juni 2008
AKU SUDAH PUNYA PILIHAN
aku sudah minum 3 gelas
di ruang berase kampanye merembes
_memang sekarang musim kampanye pilpres_
sekarang musim flu babi
sekarang musim flu politik
sekarang musim flu demokrasi
sekarang musim flu korupsi
Aku sudah punya pilihan
aku sudah minum 3 gelas
di ruang berase semalam kulahap belut bumbu
nasi goreng, ayam goreng, buntut goreng
bebek bakar
bakar kepalamu_
penuhi talam: pesta domokrasi pesta politik
pesta kampanye
biar aku santap
biar aku kekenyangan
tapi aku sudah punya pilihan
Surakarta, 17 Juni 2009
THE SUNAN HOTEL SOLO
hall penuh. dimampatkan iringan gamelan penerima tamu
-tamunya bukan aku-. Tari Gambyong dan wali kota luluh
dalam sorotan lampu. Mari kita heningkan cipta
Ada pemukulan gong
Ada tukar menukar cindremata
Ada pidato
tamunya bukan aku: Mari
kita heningkan cipta saja
kamar tidak perlu dibuka
Sumenep, 27 Juni 2009
AKU KETEMU MONYET
500 km dari rumah
aku kehilangan orbit
langit melayani kecepatan doa,
kijang, jet, jerit, listrik
aliran darah
aliran sungai
aliran mistis
aku bertapa di setiap goa kata
rimba wacana
rumus fisika – matematika- mekanika
ketemu kwantum
ketemu evolusionisme
ketemu monyet
500 km dari rumah
aku ketemu monyet
Surakarta, 17 Juni 2009
TENTANG MAUT
Maut selalu menakutkan para raja
Fir’aun, Namrud, Nero: Hidup adalah perbudakan
tuhanpun dijadikan budak
~budak kucing anggora, Persia, Australia;
budak bonsai, mobil mewah: budak pusaka
budak harta
budak tahta
budak wanita (pria)~ Kitalah budak-budak itu
Maut mengerikan bagi budak-budak
Maut mengerikan bagi raja-raja
Aku juga takut: la ilaaha illallah!
Sumenep, 6 Juli 2009
K.A. EKSPRES SURABAYA-MALANG
kereta api berseliweran dalam nadiku
tampa rel tanpa stasiun tanpa gerbong
tanpa masinis tanpa loko tanpa gemuruh
~kayak setan~ menembus genangan lumpur
menembus hamparan sawah menembus hutan
menembus batas langit menembus dinding mimpi
~fantasi sorga~ kereta api berseliweran di segenap
jalur syaraf otak jika terhenti berarti mati
~ada sms Rendra kritis. Rendra bisa mati, tapi puisinya
abadi~ kereta api berseliweran melarikan siapa saja
apa saja bagaimana saja di mana saja kapan saja
mengapa saja...
!
PUISI-PUISI ANM 2
LAGU MAUT 1
maut dalam gelas bening minumlah
telah kuminum mendung, perbukitan, iklim, pepohonan
apel, ilalang menyembunyikan kubur
teman-teman telah mati tertimbun cahaya. Maut dalam gelas
berenang-renang. Minumlah
LAGU MAUT 2
maut menyelinap dalam sejuk
kabut, ladang, pohon apel. Mengembun di jendela:
Masih adakah kabut di sana? aku sujud di sajadah maut
aku berselimut sorban maut mana pedang mana peluru
LAGU MAUT 3
maut mengambang pada kopi pagi
hangat, segar, tapi pahit. Sepotong kue tersisa
siap-siap masuk tong sampah. Aku menikmati snek
maut mengunyah-ngunyahku aku mengunyah-ngunyah snek
Yang bernyanyi: Aku, maut, lampu, atau dingin
sendiri
bunga
lembah
kuburan!
LAGU MAUT 4
maut dengan kerudung malam
berjalan-jalan di trotoar menyapaku:
hai!
PUISI-PUISI ANM-3
HUACCING!
Allah pemelihara orang buta
lumpuh bisu cacat gila sakit
Allah pemelihara nyamuk ~konon nyamuk
telah binasakan namrud~ dapat binasakan siapa saja_
Allah pemelihara burung ~ababil pernah melebur pasukan
abrahah jadi limbah~ dapat leburkan siapa saja_
Allah pemelihara ombak, maka tenggelamlah kaum luth
Allah pemelihara angin, maka berantakanlah kaum aad
Allah pemelihara gempa, maka terkuburlah kaum tsamud
flu burung flu babi flu demokrasi flu: Huaccing huwa hu!
yang kuat hanya Allah
yang gagah hanya Allah
yang perkasa hanya Allah
yang huaccing huwa hu!
Sumenep, 10 Mei 2009
NONTON PAMERAN
lukisan butuh utuh
yang tidak berkaki incar kakiku
yang tidak berhati incar hatiku
yang tidak bernyawa incar rohku
aku tidak lagi punya roh! teriaku
tapi orang-orang dalam lukisan
berlompatan menerkam
ingin merampas rohku
aku tidak lagi punya roh! teriaku
tapi orang-orang dalam._
mereka menuntut ditiupi roh
KUBURAN, SUATU PAGI
ini kubur ibuku
jangan diganggu
dengan tangismu
dengar zikir serangga
rasakan madunya
dengar zikir burung
rasakan merdunya
dengar zikir rumput
rasakan embunnya
ini kubur ibuku
jangan diganggu
dengan tangismu
dengar zikir angin
rasakan semilirnya
dengar zikir dedaun
rasakan alunnya
ini kubur ibuku
jangan diganggu
dengan tangismu
dengar zikir ibuku
rasakan berkahnya
dengar zikirku
ibuku yang mengajarkannya
ini kubur ibuku
jangan diganggu
dengan tangismu
dengar zikir ibuku
masih berzikir
masih terus berzikir
dengar
dengar
Gresik, 17 Mei 2008
PUISI-PUISI ANM-4
SELAT MADURA
berkacalah pada selat Madura
karena matahari berkaca
bintang, bulan, moteor,
hujan, angin, kapal,
ombak, ikan, sampah,
peti kemas, gudang, …
berenanglah pada selat Madura
karena matahari berenang
gudang, peti kemas, sampah,
ikan, ombak, kapal,
angin, hujan, moteor,
bulan, bintang, …
aku berkaca pada selat Madura
aku berenang pada selat Madura
bersama computer, limbah nuklir,
harga BBM, partai politik, pencoleng,…
sayang, bumi sudah tidak dihuni para nabi
Gresik, 17 Mei 2008
perempuan-perempuan tembaga
berlompatan ke perahu
ombak kencang-kencangnya
berebut ruang dan waktu
ikan-ikan berseliweran
berebut muntahan awak perahu
perempuan-perempuan tembaga
menebar jala
matahari menggelepar
di ubun-ubunnya
JABAL UHUD 2006
gunung uhud beku
batu hitam sekarang
tapi aroma ringkik kuda
aroma bilal
aroma hamzah
aroma manis darah
tumpah di alam semesta
perang badar
dik, kita baca sejarah
atau bikin sejarah
paling tidak
untuk kita
PUISI SEHARI-HARI
pagi
jalan kaki
menyiram bunga
menyejuk hati
zikir apa hari ini?
siang
es degan dan deru las listrik
kuteguk
di warung pecel
siang yang pedas
kota yang culas
demonstrasi lewat
ah, sebentar lagi
pejabat kita
masuk bui
sore
terburu
malam
NYANYIAN LETNAN NURHADI
ANGGOTA PASUKAN GARUDA XII
Kalau aku ke Kamboja
anakku
berbekal seribu peluru
Kalau aku pulang nanti
anakku
Kubawakan seribu peluru
Sejuk senapanku
Sejuk darahku
Telah kuminum darah yang tumpah
Telah kubungkam perang yang pecah
Kalau aku ke Kamboja
anakku
berbekal seribu peluru
kusalami penduduk desa
kubangun pagar rumahnya
kusapu hutan
kurajut kota
Kalau aku pulang nanti
anakku
kubawakan seribu peluru
sekeranjang jeruk untuk tetangga
sekeranjang senyum gerilya untuk
mamamu
kubawakan Ho Chi Minh
kubawakan sungai Mekong
kubawakan Pnom Penh
kubawakan Kamboja
untuk Indonesia
PUISI-PUISI ANM-5
DI BERANDA KELELAWAR
di beranda kelelawar
membawa malam
satu dari puluhan ribu malam
yang luput dari rekaman
jelas bukan malam pertama
yang meletupkan gairah
apa yang luput
butir air terciprat dari gerimis
butir kata terlempar dari wacana
kelelawar menetes dari hujan
kelelawar menetes dari kata
kelelawar membaca malam
di beranda
pada satu malam
yang luput dari catatan
2008
DZIKRUL MAUT
teman-teman sudah mulai berguguran
dicekik penyakit, pensiun
atau mati
kalaupun ada debutan
sifatnya sangat sementara
untuk kemudian dihempaskan usia
aku sadar
kuburan adalah pesawat
yang membawa ke padang mahsyar
sampai jumpa, teman-teman
Sumenep, 3 Desember
HIKAYAT PARIKESIT, RAHWANA, DAN DALANG
jangan dimakan jambu ini
ada naga sembunyi
wahai, Parikesit
aku tidak peduli
akan kusantap jambu
bambu, bahkan rambu-rambu
jeruk, pisang, nasi rawon,
nasi pecel, pasir, batu, aspal
rumah, jalan, pabrik, kolam,
komputer, hp, LCD, photo copy,
staf, kabag, camat, bupati, rakyat
kepala, kaki, tangan, jeroan, …
laparku tidak terkenyangkan lima benua
hausku tidak terpuaskan tujuh samudera
karena akulah Rahwana
si Angkara Murka
ketika sang dalangpun mau dilahap
ia tiwikrama
jagad pewayangan diringkes
masuk peti
dikunci mati
lalu sambil bersiul
sang dalang selingkuhi
sinden cantik
dalang lupa kencing
dalang lupa berak
2008
ATLET- CENTURY PARK
JAKARTA
jejakmu ada di sini
matahari pagi sejajar
di jendela lantai 12
jejakmu ada di sini
dalam kotak lift sendiri
terselip di tumpukan lantai
tersesat pada nomor-nomor hp
jejakmu ada di sini
tertimbun makan pagi
nasi goreng, roti bakar
dan kopi susu
sepertinya di sana kabut
asap knalpot, kataku
jejakmu ada di sini
pada koridor kabur
oleh nomor-nomor kamar
pada kartu kunci elektronik
di meja tersedia segelas air
hiruplah
dingin ac hiruplah
jejakmu ada di sini
sorotan puluhan lampu
aula pilar kaca
kilatan blitz
kilatan wacana
pakai inggris segala ! kataku
biar saja
meja kursi tanpa telinga
masihkah kita mampu mendengar?
biarkan aku tidur sejenak
di depan menawarkan mimpi
matahari mengintip di jendela
sayu
biarkan aku tidur sejenak
Jakarta, 16 Agustus 2006
KUSAPA ALLAH
membawa malam
satu dari puluhan ribu malam
yang luput dari rekaman
jelas bukan malam pertama
yang meletupkan gairah
apa yang luput
butir air terciprat dari gerimis
butir kata terlempar dari wacana
kelelawar menetes dari hujan
kelelawar menetes dari kata
kelelawar membaca malam
di beranda
pada satu malam
yang luput dari catatan
2008
DZIKRUL MAUT
teman-teman sudah mulai berguguran
dicekik penyakit, pensiun
atau mati
kalaupun ada debutan
sifatnya sangat sementara
untuk kemudian dihempaskan usia
aku sadar
kuburan adalah pesawat
yang membawa ke padang mahsyar
sampai jumpa, teman-teman
Sumenep, 3 Desember
HIKAYAT PARIKESIT, RAHWANA, DAN DALANG
jangan dimakan jambu ini
ada naga sembunyi
wahai, Parikesit
aku tidak peduli
akan kusantap jambu
bambu, bahkan rambu-rambu
jeruk, pisang, nasi rawon,
nasi pecel, pasir, batu, aspal
rumah, jalan, pabrik, kolam,
komputer, hp, LCD, photo copy,
staf, kabag, camat, bupati, rakyat
kepala, kaki, tangan, jeroan, …
laparku tidak terkenyangkan lima benua
hausku tidak terpuaskan tujuh samudera
karena akulah Rahwana
si Angkara Murka
ketika sang dalangpun mau dilahap
ia tiwikrama
jagad pewayangan diringkes
masuk peti
dikunci mati
lalu sambil bersiul
sang dalang selingkuhi
sinden cantik
dalang lupa kencing
dalang lupa berak
2008
ATLET- CENTURY PARK
JAKARTA
jejakmu ada di sini
matahari pagi sejajar
di jendela lantai 12
jejakmu ada di sini
dalam kotak lift sendiri
terselip di tumpukan lantai
tersesat pada nomor-nomor hp
jejakmu ada di sini
tertimbun makan pagi
nasi goreng, roti bakar
dan kopi susu
sepertinya di sana kabut
asap knalpot, kataku
jejakmu ada di sini
pada koridor kabur
oleh nomor-nomor kamar
pada kartu kunci elektronik
di meja tersedia segelas air
hiruplah
dingin ac hiruplah
jejakmu ada di sini
sorotan puluhan lampu
aula pilar kaca
kilatan blitz
kilatan wacana
pakai inggris segala ! kataku
biar saja
meja kursi tanpa telinga
masihkah kita mampu mendengar?
biarkan aku tidur sejenak
di depan menawarkan mimpi
matahari mengintip di jendela
sayu
biarkan aku tidur sejenak
Jakarta, 16 Agustus 2006
KUSAPA ALLAH
kusapa Allah
lewat desa Arjun
dzikir kebun talas
kusapa Allah
lewat desa Campaka
khalwat kelapa muda
kusapa Allah
lewat desa Lebeng Timur
semedi jemuran padi
kusapa Allah
lewat desa Panaungan
takbir petir rukuk hujan
kusapa Allah
lewat desa Soddara
aku bersujud dalam lumpur
2008
NISBI USIA 87
pengembaraanku sampai di sini!
katanya menjelang ajal
di sini dimana? tanyamu
kataku: antartika-artika
planet-satelit-bumi
siang-malam
nafas-roh-hati
kini-nanti
lahir-batin
fana-abadi
…
di sini menjadi nisbi
ibuku meninggal
usia 87
menjadi nisbi
2008
lewat desa Arjun
dzikir kebun talas
kusapa Allah
lewat desa Campaka
khalwat kelapa muda
kusapa Allah
lewat desa Lebeng Timur
semedi jemuran padi
kusapa Allah
lewat desa Panaungan
takbir petir rukuk hujan
kusapa Allah
lewat desa Soddara
aku bersujud dalam lumpur
2008
NISBI USIA 87
pengembaraanku sampai di sini!
katanya menjelang ajal
di sini dimana? tanyamu
kataku: antartika-artika
planet-satelit-bumi
siang-malam
nafas-roh-hati
kini-nanti
lahir-batin
fana-abadi
…
di sini menjadi nisbi
ibuku meninggal
usia 87
menjadi nisbi
2008
NUSANTARA 3
DPR SENAYAN
tenggelam dalam gedung
tenggelam dalam waktu
aku megap-megap
hilang arah
segalanya hilir mudik
jangan bicara taman hias
jangan bicara hewan (istri, suami)
peliharaan
ah, kayanknya presiden
sudah datang
tapi di layar
masih wawancara
membahas (kemandegan) ekonomi
harga jaket 1,3 juta
di Senayan
di layar kembali
laporan sidang paripurna
pidato kenegaraan belum mulai
saya megap-megap tenggelam
di balkon
tapi sampai juga aku di sini
ah, presiden benar-benar berpidato
jam 10.00 16 Agustus 2006
kita ikuti
Jakarta, 18 Agustus 2006
PEKUBURAN GUMUK GIRI
masa laluku terkubur di sini
kuburan bapak
kuburan ibu
kerabat, tetangga, teman,
guru, guru ngaji, rekan sekerja,
atasan, bawahan, staf, bos, …
mereka masa laluku
dan aku masa lalu
siapa saja
(?)
ribuan kunang-kunang
gemerlap di matamu
kau bertanya
lagi-lagi aku tak mempu
menjawabnya
di ujung cemara ada bulan
apa kunang-kunang
di ujung bukit ada kunang-kunang
apa mimpi
kunang-kunang menuju langit
menggali tanya
Sumenep, 3 Desember 2005
PUISI-PUISI ANM-6
KETIKA IMAJIKU
ketika imajiku kau rampas
aku geram
telah kuberikan mataku
hidungku telingaku tanganku
pegangku lambaiku tepukku isyaratku
Aku melambai-lambai sendiri
telah kuberikan kakiku pijakku
langkahku tegapku tendangku kuda-kudaku
lariku lompatku; Aku berlari-lari sendiri
ambil saja mukaku
gelapku muramku cerahku ceriak
laut memudar.
Aku berenang-renang sendiri
ambil saja mudaku
gagahku ringkihku
jayaku runtuhku
suksesku gagalku
kuputar-putar jarum hidupku sendiri
ketika imajiku juga kau rampas
kau kucerai
Sumenep, 7 Oktober 2008
WANITA
siapa wanita selalu saja di sampingku
memeluk mimpiku memeluk tidurku
memluk jagaku jemuku
bosanku
ia memeluk lariku
ia memeluk anganku
Ia membayang di kegelapan
Ia membayang di ketinggian
Ketika aku rindu bukit
Ia memelukku
Ketika aku rindu pulau
Ia memelukku
Keika aku rindu langit
Ia memelukku
Ia selalu saja di sampingku
Sejak kapan
Sampai kapan
Ia isteriku, katamu.
Sumenep, 7 Oktober 2008
DUDUK-DUDUK DI DEPAN JMP
langit terik
dan guyon becakan
memenuhi tong sampah
kota ini juga tong sampah
dan kita berjalan-jalan di dalamnya
di antara sampah plastik dan besi
menerobos sampah hutan tekstil
menyantap makanan sampah fried chicken
dengan mulut kelepotan sauce
ah, di hpmu terdengar ringkik kuda
kambing mengembik ayam berkokok
kerik jangkrik bunyi tokek kicau burung
kita memang berada di rimba suara
rimba suara
langit terik
dan guyon becakan
memenuhi tong sampah
Sumenep, 7 Oktober 2008
MENANTI BIS DI UJUNG PERAK
masih adakah selat
segala campur aduk
bus jalan raya dermaga
langit peluh panas matahari
masih adakah selat matahari
semua campur keringat
kabel bangunan petikemas
tronton pagar besi tiang baja jembatan
masih adakah selat jembatan
mengeras
beton karang ombak angin
teriak gerutu serapah
masih adakah selat serapah
minum dulu
Sumenep, Oktober 2008
PULAU SEPUDI
poday
sapi dan kandang
rumput kering
perahu terdampar
di hutan bakau
Gayam, 7 Nopember 2008
AKU MELIHAT
aku melihat dengan mata kaburku
orang seliweran tanpa muka
tanpa muka
tanpa nama
aku tidak bisa menyapa
kamu siapa? aku batang
aku sungai aku napas
aku otak
/Aku berpikir karena itu aku ada
Aku brperang karena itu aku ada
Aku berontak karena itu aku ada/
kau siapa kau
apa kau mengapa
bagaimana kau
aku liris aku imajener
aku satir aku aktor aku naratif
kopi
rokok
kantuk
ngantuk
capek
sumpek
kau ada
aku ada
aku tiada
kau tiada
apa bedanya: Ah, kau menguap
upa waktu uap gerutu uap kau
aku melihat dengan mata kaburku:
tak kenal wajah tak kenal warna
tak kenal masa
apasiapabagaimanadimana
Kapan: ?
Sumenep, 4 Desember 2008
SAJAK SAPI
Sapi disembelih atas nana kurban
Sapi disembelih atas nana akikah
Sapi disembelih atas nana konsumsi
Sapi disembelih atas nana apa lagi
Sapi tak bisa memilih
Sapi tak boleh memilih
Sumenep, 8 Desember 2008
GARDEN HOTEL
aku bermain dalam kristal lampu
ada tokek atau bunyi hp
atau kantuk
sudah waktunya dinner
aku juga berlayar dengan laut dan langit
sama-sama muram
ditembaki gerimis sepanjang siang
karpet menyala di koridor temaram
berlayar di karpet tebal
hotel tanpa kamar
patung seliweran
mengapa kau cat hitam?
Surabaya, 101208
PUISI-PUISI ANM-7
RESTORAN
kwetiaw ayam goreng
capcay seafood
frozen capucino
canda vita
canda novi
canda mama
musik
anak nangis
orang ngobrol
sedikit tabungan
membeli kemewahan
barangkali anak kecil
yang menangis menjerit-jerit itu
kesal dipaksa ibunya
melahap sambal negeri cina
Surabaya, 18 Desember 2009
ITC SURABAYA
sambil menjilat-jilat es krim
dan liur kujelajahi stan, butik,
dan took
begitu banyak yang kita ingini
begitu banyak yang tidak terbeli
elevator mengantarkan aku
pada mimpi
menjilati es krim
menjilati liur sendiri
Tanggerang, 19 Desember 2009
BANDARA-1
aku kehilangan
orang ribut
troli semerawut
Lion Air masih 2 jam lagi
di bandara lebih banyak toilet
dari pada mushalla
imam berlambat-lambat
ditinggal makmum
penumpang menunggu pemberangkatan
aku lewat pintu 6
aku kehilangan
Tanggerang, 19 Desember 2009
BUMI SERPONG DAMAI
di punggung kali Cisadane
aku sejenak istirahat
makan-makan berbaring-baring
mendengarkan gemericik
air terjun buatan
seekor tekukur hinggap
pada tiang lampu
sendiri
di bawahnya
sungai Cisadane
Tanggerang, 20 Desember 2009
BANDARA-2
remang-remang dan sepi
tanpa deru
bandara tanpa wibawa
aku jadi imam
di musholla sempit
dengan makmum 2 orang
bandara tanpa wibawa
citilink terlambat 30 menit
anak kecil menjerit-jerit
tak terkendali
di kursi tunggu aku tidur-tiduran
remang-remang dan sepi
tanpa deru
<sebenarnya terdengar juga deru pesawat
hanya lapat-lapat>
bandara tanpa wibawa
Surabaya, 21 Desember 2009
kwetiaw ayam goreng
capcay seafood
frozen capucino
canda vita
canda novi
canda mama
musik
anak nangis
orang ngobrol
sedikit tabungan
membeli kemewahan
barangkali anak kecil
yang menangis menjerit-jerit itu
kesal dipaksa ibunya
melahap sambal negeri cina
Surabaya, 18 Desember 2009
ITC SURABAYA
sambil menjilat-jilat es krim
dan liur kujelajahi stan, butik,
dan took
begitu banyak yang kita ingini
begitu banyak yang tidak terbeli
elevator mengantarkan aku
pada mimpi
menjilati es krim
menjilati liur sendiri
Tanggerang, 19 Desember 2009
BANDARA-1
aku kehilangan
orang ribut
troli semerawut
Lion Air masih 2 jam lagi
di bandara lebih banyak toilet
dari pada mushalla
imam berlambat-lambat
ditinggal makmum
penumpang menunggu pemberangkatan
aku lewat pintu 6
aku kehilangan
Tanggerang, 19 Desember 2009
BUMI SERPONG DAMAI
di punggung kali Cisadane
aku sejenak istirahat
makan-makan berbaring-baring
mendengarkan gemericik
air terjun buatan
seekor tekukur hinggap
pada tiang lampu
sendiri
di bawahnya
sungai Cisadane
Tanggerang, 20 Desember 2009
BANDARA-2
remang-remang dan sepi
tanpa deru
bandara tanpa wibawa
aku jadi imam
di musholla sempit
dengan makmum 2 orang
bandara tanpa wibawa
citilink terlambat 30 menit
anak kecil menjerit-jerit
tak terkendali
di kursi tunggu aku tidur-tiduran
remang-remang dan sepi
tanpa deru
<sebenarnya terdengar juga deru pesawat
hanya lapat-lapat>
bandara tanpa wibawa
Surabaya, 21 Desember 2009
PUISI-PUISI ANM-8
oleh Akhmad Nurhadi Moekri pada 24 Desember 2009 jam 23:11
SARDEN DIPRODUKSI DI KEPALA INI
kau timbul tenggelam
ikut ombak ikut angin ikut ikut awan
ikan-ikan di ombak di angin di awan
: kau hidangkan sarden
Sarden diproduksi di kepala ini
sarapan. Aku makan sarden
siang: Aku makan sarden
malam: Aku makan sarden
Aku makan sarden. Kamu makan sarden.
Dia makan sarden?
Sarden diproduksi di kepala ini
Aku tidak turun ke laut
Kau tidak naik ke kapal
kau masih hidangkan sarden
Sarden diproduksi di kepala ini
ketika aku kenyang. Ketika kamu kenyang.
Dia makan sarden?
Sarden diproduksi di kepala ini
Sumenep, 26 April 2009
KEDIRI MENJELANG PAGI
segelas kopi membunuh kantuk
tapi terlelap juga di hotel pinggiran
Kediri semakin intim
ada rejeki di sini: dan Allah sebaik-baik
pemberi rejeki
isteri butuh pakaian
anak butuh kuliah
aku butuh makan...
ROYAL TRETES VIEW
aku mencari anggrek di areal gedung,
villa, hotel, pub....
jalan merayapi puncak
aku tak punya apa-apa
kecuali mimpi
hari-hari dingin kabut
asap rokok asap knalpot
asap syahwat
mencari cewek, Om?
greeting ragam pop di sini
aku prihatin
aku mencari anggrek
isteriku tidak memesan apa-apa
barangkali ia tidak suka
tapi aku suka
Aku suka anggrek
SAJAK-SAJAK TERCATAT DI HP
satu
hujan masih lebat pada Juli
pada kalender tertera usia 50 tahun
tahun-tahun penuh gonggongan anjing
tuhan, baik mana anjing
dan seonggok daging
memelihara lele, kura-kura
dan lohan
dua
hari ini kurangkum dalam perahu
engkau berhembus
mengikuti layar
berkibar
berkibar juga bendera
hanya alunan ombak
ke mana?
tiga
di tebet bernafas dengan bubur ayam
jalur hijau semakin menepi
dipadati kantor dan plaza
patung Pancoran menggurat mimpi
metropolis
empat
di stasiun Gambir
kereta api tenggelam
dalam beton
lima
di Bojong Gede melupakan hidup
dengan gaple
malam, kopi, dan rokok
bercampur dengan nganggur
keluh dan peluh mengucur
menyirami Bojong Gede
semalam hujan?
enam
besok pagi kurangkum
dalam gerbong kereta api
perjalanan panjang menuju tepi
langit berkibar
dari stasiun ke stasiun
mengalun sunyi
tujuh
malam ini kurangkum
dalam sebungkus mimpi, tahu campur,
puisi
di langit berkibaran puisi
tancapkan benderamu
di sana
delapan
di luar gerbong kabur
waktu melompat-lompat
televisi tetap bernyanyi
bernyanyilah
sembilan
stasiun Semarang Tawang
kereta api berhenti sejenak
menyeka waktu tertempel di lokomotif
penumpang naik dan turun
lagi-lagi mengabur juga stasiun
sepuluh
stasiun Cikampek di pucuk senja
kereta pelan-pelan saja
sebentar lagi Jakarta
sebelas
argo bromo anggrek
kembali meluncur
menuju sasaran
dua belas
stasiun pekalongan
jam 14.30
seekor kecoak merambat
pelan-pelan di kaca jendela
kereta merambat pula
Surabaya – Jakarta 2005
PUISI
1
menanti puisi melintas di jalan Gentengkali
tampak Surabaya menari
arus lampu kendaraan menari
tiang, kabel, menara
menari
bersandar pada gapura
akupun menari
menari adalah getar, kata Parmin
seraya menari 12 jam
tanpa jeda
Parmin berontak
dua ekor kucing mengejar puisi
dan puisi menyelinap di antara dua kucing
Parmin masih menari
aku menanti puisi
2
di luar gerimis panjang
tanpa buku
koran, tv, anak isteri
terdampar sendiri
nurhadi ! sapaku
aku ragu
seingatku nurhadi memang namaku
tapi puisi
3
Aku pulang tanpa puisi
cuma sekedar apel, penat, dan ngantuk
jaket merah pesanan anakku tidak terbeli
kantor menilep uang transporku
membayangkan uangku yang ditilep
terbayang pula: stroke, hepatitis, diabetes,
mobilnya nabrak
rumah megahnya ambruk
mati dicekit kolam renangnya sendiri
ah, paling tidak diam-diam impoten
mendoakan yang jelek tidak boleh
aku cuma membayangkannya saja, Tuhan !
4
hampir jadi puisi
tapi hujan menyapunya jadi keruh selokan
angin meniupnya jadi tebaran sampah
aku melahapnya jadi kolesterol
diabetes, rematik
masih akan kulahap sekian magkok puisi
kuburkan aku bersama puisi
5
mengail ikan di selat sapudi
dapat pulau nyamuk
berlayarlah di langit
karena langit bening
terpantul semua wajah
tapi wajahku di mana ?
laut terlelap
memeram mimpi
puisi
6
dokter
puisi orang sakit
saat merawat
polisi
puisi korban
ketika berantas kejahatan
anggota dewan
puisi rakyat
begitu bersuara rakyat
pejabat
puisi publik
lantaran melayani
guru
puisi siswa
lantaran ngajar dan ndidik
restoran
puisi perut lapar
tapi harus bayar
(yang lain apa tidak bayar ?!)
7
puisi adalah vampir
hisap darah penyair
darahku shoft drink
memancar dari cadas kehidupan
bunga keprihatinan
dan tawa kegetiran
segar darahku
puisi `
8
gili raja berpuisi
perahu berlayar di celah euchema spinosom
awan cummullus dan matahari
langit redup laut menghitam
perahu melaju
Gili raja berpuisi
puisikan terumbu karang
puisikan teri putih
puisikan dayung-dayung sampan
Giliraja berdoa
ah, waktu salat
di mana masjid?
di sini saja
di hamparan laut tenang
sembahyang bersama ikan
9
puisi itu menuntunku pada semedi panjang
di galian tambang
kilang minyak
pembangkit tenaga listrik
puisi lapar
puisi penasaran
puisi ketertindasan
adalah mantera
mari, kita baca bersama
10
mengais sampah mencari puisi
sampah kehidupan
menyisir usia mencari puisi
usia setengah abad
Sumenep 2006
MELIHAT BALI DI KAMERA HPKU
1
jalan berkelak-kelok
menembus pagi di bukit
masih hutan
Tabanan
2
hotel
menyembunyikan lelah dan bosan
kita terselip dalam menu
di antara penyu dan lelawa
Tanjung Benoa
3
di pantai kita tidak melihat apa-apa
kecuali riak yang menyilaukan mata
4
rangda menggebrak panggung
gamelan menggelar langit
akulah barong
5
kuta
joger jelek, bali bagus
kukulum
kukulum juga pantai kuta
matahari tenggelam
kita pun menunggu tenggelam
sedikit waktu kita merenangi bali
merenungi puisi
6
di pasar seni
denyut kapitalisme terasa
sukowati memberi mimpi
7
bedugul lahir dari kaldera
danau berkabut
topeng barong dingin
menyimpan wajahku
barong dan rangda
tertato di lenganmu, Bali
8
di resto
terhidang makan malam
melimpah
Bapak nampak kurus !
biar saja, Bali juga kurus !
9
setelah dibom dua kali
Bali murka
seluruh patung bertiwikrama
menaklukkan lima benua
Bali, menggeliatlah
Juni 2006
LAGU MAUT
mega tidak terbatas
di atasnya langit
pesawat bergetar pesawat berhenti
di bawahnya mega-mega
di bawahnya lagi laut
ada yang duduk di kursi kosong
kananku maut terlelap
ketimbang pesawat
engkau lebih murah, igaunya
Aku tidak sedang bergurau!
Surabaya, 6 Pebruari 2010
TERDAMPAR DI RSCM JAKARTA
diana tracy menemaniku sampai kamar 312
kamar dingin listrik nyala isteriku pasiennya
Anakku tanya profesor marah aku ngalah
mulai hari ini periksa darah, MRI, SSR, SSEP,
Tetraparese UMN, entah apa lagi
besok minta sarapan bubur ayam,
nasi goreng, roti bakar? sapa juru rawat ramah
aku cicipi sarapan aku cicipi makan siang
aku cicipi makan malam aku cicipi dipan,
bantal, selimut, kulkas, televisi,
kamar mandi, kursi roda
di luar kamar hujan
lion air terbang dalam hujan
citylink terbang dalam hujan
senja terbang dalam hujan
medical report senin selasa rabu
normal. Kalau begitu besok diambil
cairan otak, atau tes DNA kata profesor enteng (tanpa
info dana!). Alhamdulillah adik-adikku
donaturnya. Aku melenggang dalam tangis
tentunya
LV fungsi sistolik baik
cor dan pulmo dalam batas normal
tak tampak kelainan radiologis
pada soft tissue leher
saat ini ....
fisik isteriku normal
hanya sulit jalan
bagaimanapun RSCM menyimpan harapan
gedung megah perawat ramah
ah, profesor!
kau masih harus belajar bicara
bahasa pasien
akupun belajar bahasa tracy
Sumenep, 21 Pebruari 2010
MASJID KUBAH MAS JAKARTA
kubah lebih tinggi daripada rumput
lampu, cemara,
cericit burung-burung
menara perkasa dalam hujan,
petir, banjir
adzan basah asar mengejar
matahari yang basah
doaku basah
Surabaya, 6 Pebruari 2010
BALI 2010
Bali terlahir dari patung-patung
menyusui patung-patung
adalah matahari terbit -Nagara-
kelak-kelok jalan
jejak anjing-anjing liar
jembatan demi jembatan
petak sawah
aroma sesaji
sampai Sanur
adalah matahari terbenam -pantai Kuta-
orang berjemur
orang bersilancar
ombak dan angin
sampai Tanah Lot
adalah pura -hentikan pura-puramu-
pulau seribu pura
adalah pabrik kata-kata -Joger-
menantang kecerdasan kita:...
adalah pabrik karikatur -Jangkrik:
menawari dinner
dan belanja lagi
lagi
Bali terlahir dari patung-patung
beranak patung-patung
menyusui patung-patung
lalu patung-patung itu mengiringimu
berburu bulan
berburu matahari
berburu bintang
: hentikan pura-puramu
Denpasar, 29 Mei 2010
SAJAK-SAJAK KEPITING
(1)
Aku ingin merebusmu jadi kepiting : pesta hujan. Dan kuhangati badanku dengan lehermu kau terengah di didih keringat: untuk apa kau tendang langit. Kau desahkan namamu sendiri. Atau tubuhmu menggelembung lalu berantakan Ombak berantakan di karang. Ada kepiting Aku ingin merebusmu jadi kepiting
Kugigiti lehermu Dengan teliti
(2)
Kepiting itu adalah kau yang mencekik mimpiku jadi bangkai jadi sampah jadi serapah. Aku menikmatinya dengan getir petani tembakau yang gagal panen
kepiting itu merambat-rambat di perut: aku jadi lapar puisi dahaga perbukitan. Aku berpikir merebusmu
kukuliti dan kuserap dagingmu. Tidak mengenyangkan pasir karang penyu perahu angin. Tidak ada beliung hari ini
Tapi julurkan lidahmu potong ujung beliung, Mainkan musik mainkan gelombang mainkan kehidupan kepiting itu memaksaku melayangi jalan tol menembusi plaza menjadi virus dan bersemayam di setiap situs. Ah, ada tamu!
Kepiting itu bersilancar : Aku tidak melihat diriku. Hanya matahari terbit. Langit terluka hatiku berdarah
Kepiting itu jadi uap Kabut jadi uap Aku jadi uap
Tidak penting siapa kepiting siapa aku siapa uap
(3)
Kepiting itu merampas rimba khayalku Menjajahnya lantas diam-diam menghisapnya Ludes. Aku tanpa khayal
Aku tanpa khayal Kepiting: menggeluti tubuhmu berkarat tajam dan menyedihkan. Kutepis kepiting menjejali mulutku dengan batu dengan bara. Hara hura haru
Tetap saja kepiting kusantap Nikmat
(4)
kepiting yang kulahap malamnya mencabik jantung kepiting itu telah menjamah kelenting kuning menjamah kelenting abang kelenting biru menjamah hasratku: inilah cinta kata petir sambil menyambar pucuk bukit menara eiffel…
inilah cinta desis beliung sambil memutar-mutar washington… inilah cinta bisik gempa sambil menggoyang tokyo,… inilah cinta seru hujan sambil menyirami hari jadi gigil hati jadi gigil jalan jadi gigil cuaca jadi gigil deru jadi gigil inilah cinta tutur lumpur seraya menenggelamkam kota jadi fosil agama jadi fosil demokrasi jadi fosil fosil suara fosil senyum fosil manusia
inilah cinta sambil kukuliti lantas kuhisap tuntas
kepiting tetap saja kau cabik jantungku
SAJAK-SAJAK BROKOLI
I
brokoli bertiwikrama
dan aku bergelantungan di antara dahan-dahannya
bikin musim semi bikin musim bunga
di daerah tropis dapat dilihat matahari dengan penuh cinta
bercanda dengan banjir, longsor, dan gempa
brokoli berakar kemarau berbunga hujan
yang tiwikrama brokoli, krisna, atau aku
tidak penting
karena di jurassic park
kita disuguhi dynosaurus
sambil menyantap capjay, cake, nasi goreng
dicampuri brokoli
II
pada brokoli kau menyelinap menggelembungkan birahi
dan aku asyik memecahkannya satu demi satu
manuver apa lagi saat wajah laut putih
angin putih langit putih haripun putih brokoli putih
kau perahu penuh brokoli
dan aku bergelantungan
aku ingin merenangimu kucampakkan jembatan
aku ingin merenangimu kucampakkan selat
aku ingin merenungimu
aku ingin merenungi darah, jantung, lever dan brokoli
yang sesekali tampak seperti dayang sumbi
30 Maret 2010
MELEWATI KUMITIR
kuhirup napas Kumitir
tebing matahari pebukitan
jalan memutar
burung dan serangga
bersahutan sampai jembatan
mengalir sejuk
mengalir duka
Jember 10 Maret 2010
HIKAYAT RUMAH
moteor menabrak rumahmu
lebur. Tidak apa
kaupun bisa menabrak moteor, bintang, planet
–konon sebelas bulan, matahari, dan bintang
bersujud menyeruak mimpi Yusuf. Kamu
bukan Yusuf
aku bukan Yusuf
yang Yusuf siapa?
kamu terlalu bernapsu
karena moteor menabrak rumahmu
kamu bukan Ibrahim bukan Namrud
aku bukan Ibrahim bukan Namrud
Moteor menabrak rumahmu:
Lebur
kamupun bisa menabrak moteor...
dengan rohmu
dengan otakmu
dengan bola matamu
dengan doamu
moteor dan rumahmu
bertabrakan dalam orbitku
aku terperangah: Mengapa rumahmu?
Sumenep, 2 Juni 2010
PUISI-PUISI ANM-11
Oleh: Akhmad Nurhadi Moekri
kabut meleleh
jendela semakin kabur
subuh
kapan gunung, awan, sepotong hujan
ditaruh di situ?
aku menoleh bukan buat menyapa
kaktus, menara, dan kubis
beringkut menjauh
aku menoleh memastikan
bahwa aku bakal sendiri
ah, usia mengejar
ketinggalan
bahkan ditinggalkan
Batu, 19 Juli 2007
PUISI-PUISI ANM-12
Oleh: Akhmad Nurhadi Moekri
kau timbul tenggelam
ikut ombak ikut angin ikut ikut awan
ikan-ikan di ombak di angin di awan
: kau hidangkan sarden
Sarden diproduksi di kepala ini
sarapan. Aku makan sarden
siang: Aku makan sarden
malam: Aku makan sarden
Aku makan sarden. Kamu makan sarden.
Dia makan sarden?
Sarden diproduksi di kepala ini
Aku tidak turun ke laut
Kau tidak naik ke kapal
kau masih hidangkan sarden
Sarden diproduksi di kepala ini
ketika aku kenyang. Ketika kamu kenyang.
Dia makan sarden?
Sarden diproduksi di kepala ini
Sumenep, 26 April 2009
KEDIRI MENJELANG PAGI
segelas kopi membunuh kantuk
tapi terlelap juga di hotel pinggiran
Kediri semakin intim
ada rejeki di sini: dan Allah sebaik-baik
pemberi rejeki
isteri butuh pakaian
anak butuh kuliah
aku butuh makan...
ROYAL TRETES VIEW
aku mencari anggrek di areal gedung,
villa, hotel, pub....
jalan merayapi puncak
aku tak punya apa-apa
kecuali mimpi
hari-hari dingin kabut
asap rokok asap knalpot
asap syahwat
mencari cewek, Om?
greeting ragam pop di sini
aku prihatin
aku mencari anggrek
isteriku tidak memesan apa-apa
barangkali ia tidak suka
tapi aku suka
Aku suka anggrek
PUISI-PUISI ANM-9
oleh Akhmad Nurhadi Moekri pada 15 Januari 2010 jam 10:32
satu
hujan masih lebat pada Juli
pada kalender tertera usia 50 tahun
tahun-tahun penuh gonggongan anjing
tuhan, baik mana anjing
dan seonggok daging
memelihara lele, kura-kura
dan lohan
dua
hari ini kurangkum dalam perahu
engkau berhembus
mengikuti layar
berkibar
berkibar juga bendera
hanya alunan ombak
ke mana?
tiga
di tebet bernafas dengan bubur ayam
jalur hijau semakin menepi
dipadati kantor dan plaza
patung Pancoran menggurat mimpi
metropolis
empat
di stasiun Gambir
kereta api tenggelam
dalam beton
lima
di Bojong Gede melupakan hidup
dengan gaple
malam, kopi, dan rokok
bercampur dengan nganggur
keluh dan peluh mengucur
menyirami Bojong Gede
semalam hujan?
enam
besok pagi kurangkum
dalam gerbong kereta api
perjalanan panjang menuju tepi
langit berkibar
dari stasiun ke stasiun
mengalun sunyi
tujuh
malam ini kurangkum
dalam sebungkus mimpi, tahu campur,
puisi
di langit berkibaran puisi
tancapkan benderamu
di sana
delapan
di luar gerbong kabur
waktu melompat-lompat
televisi tetap bernyanyi
bernyanyilah
sembilan
stasiun Semarang Tawang
kereta api berhenti sejenak
menyeka waktu tertempel di lokomotif
penumpang naik dan turun
lagi-lagi mengabur juga stasiun
sepuluh
stasiun Cikampek di pucuk senja
kereta pelan-pelan saja
sebentar lagi Jakarta
sebelas
argo bromo anggrek
kembali meluncur
menuju sasaran
dua belas
stasiun pekalongan
jam 14.30
seekor kecoak merambat
pelan-pelan di kaca jendela
kereta merambat pula
Surabaya – Jakarta 2005
PUISI
1
menanti puisi melintas di jalan Gentengkali
tampak Surabaya menari
arus lampu kendaraan menari
tiang, kabel, menara
menari
bersandar pada gapura
akupun menari
menari adalah getar, kata Parmin
seraya menari 12 jam
tanpa jeda
Parmin berontak
dua ekor kucing mengejar puisi
dan puisi menyelinap di antara dua kucing
Parmin masih menari
aku menanti puisi
2
di luar gerimis panjang
tanpa buku
koran, tv, anak isteri
terdampar sendiri
nurhadi ! sapaku
aku ragu
seingatku nurhadi memang namaku
tapi puisi
3
Aku pulang tanpa puisi
cuma sekedar apel, penat, dan ngantuk
jaket merah pesanan anakku tidak terbeli
kantor menilep uang transporku
membayangkan uangku yang ditilep
terbayang pula: stroke, hepatitis, diabetes,
mobilnya nabrak
rumah megahnya ambruk
mati dicekit kolam renangnya sendiri
ah, paling tidak diam-diam impoten
mendoakan yang jelek tidak boleh
aku cuma membayangkannya saja, Tuhan !
4
hampir jadi puisi
tapi hujan menyapunya jadi keruh selokan
angin meniupnya jadi tebaran sampah
aku melahapnya jadi kolesterol
diabetes, rematik
masih akan kulahap sekian magkok puisi
kuburkan aku bersama puisi
5
mengail ikan di selat sapudi
dapat pulau nyamuk
berlayarlah di langit
karena langit bening
terpantul semua wajah
tapi wajahku di mana ?
laut terlelap
memeram mimpi
puisi
6
dokter
puisi orang sakit
saat merawat
polisi
puisi korban
ketika berantas kejahatan
anggota dewan
puisi rakyat
begitu bersuara rakyat
pejabat
puisi publik
lantaran melayani
guru
puisi siswa
lantaran ngajar dan ndidik
restoran
puisi perut lapar
tapi harus bayar
(yang lain apa tidak bayar ?!)
7
puisi adalah vampir
hisap darah penyair
darahku shoft drink
memancar dari cadas kehidupan
bunga keprihatinan
dan tawa kegetiran
segar darahku
puisi `
8
gili raja berpuisi
perahu berlayar di celah euchema spinosom
awan cummullus dan matahari
langit redup laut menghitam
perahu melaju
Gili raja berpuisi
puisikan terumbu karang
puisikan teri putih
puisikan dayung-dayung sampan
Giliraja berdoa
ah, waktu salat
di mana masjid?
di sini saja
di hamparan laut tenang
sembahyang bersama ikan
9
puisi itu menuntunku pada semedi panjang
di galian tambang
kilang minyak
pembangkit tenaga listrik
puisi lapar
puisi penasaran
puisi ketertindasan
adalah mantera
mari, kita baca bersama
10
mengais sampah mencari puisi
sampah kehidupan
menyisir usia mencari puisi
usia setengah abad
Sumenep 2006
MELIHAT BALI DI KAMERA HPKU
1
jalan berkelak-kelok
menembus pagi di bukit
masih hutan
Tabanan
2
hotel
menyembunyikan lelah dan bosan
kita terselip dalam menu
di antara penyu dan lelawa
Tanjung Benoa
3
di pantai kita tidak melihat apa-apa
kecuali riak yang menyilaukan mata
4
rangda menggebrak panggung
gamelan menggelar langit
akulah barong
5
kuta
joger jelek, bali bagus
kukulum
kukulum juga pantai kuta
matahari tenggelam
kita pun menunggu tenggelam
sedikit waktu kita merenangi bali
merenungi puisi
6
di pasar seni
denyut kapitalisme terasa
sukowati memberi mimpi
7
bedugul lahir dari kaldera
danau berkabut
topeng barong dingin
menyimpan wajahku
barong dan rangda
tertato di lenganmu, Bali
8
di resto
terhidang makan malam
melimpah
Bapak nampak kurus !
biar saja, Bali juga kurus !
9
setelah dibom dua kali
Bali murka
seluruh patung bertiwikrama
menaklukkan lima benua
Bali, menggeliatlah
Juni 2006
PUISI ANM-10
LAGU MAUT
mega tidak terbatas
di atasnya langit
pesawat bergetar pesawat berhenti
di bawahnya mega-mega
di bawahnya lagi laut
ada yang duduk di kursi kosong
kananku maut terlelap
ketimbang pesawat
engkau lebih murah, igaunya
Aku tidak sedang bergurau!
Surabaya, 6 Pebruari 2010
TERDAMPAR DI RSCM JAKARTA
diana tracy menemaniku sampai kamar 312
kamar dingin listrik nyala isteriku pasiennya
Anakku tanya profesor marah aku ngalah
mulai hari ini periksa darah, MRI, SSR, SSEP,
Tetraparese UMN, entah apa lagi
besok minta sarapan bubur ayam,
nasi goreng, roti bakar? sapa juru rawat ramah
aku cicipi sarapan aku cicipi makan siang
aku cicipi makan malam aku cicipi dipan,
bantal, selimut, kulkas, televisi,
kamar mandi, kursi roda
di luar kamar hujan
lion air terbang dalam hujan
citylink terbang dalam hujan
senja terbang dalam hujan
medical report senin selasa rabu
normal. Kalau begitu besok diambil
cairan otak, atau tes DNA kata profesor enteng (tanpa
info dana!). Alhamdulillah adik-adikku
donaturnya. Aku melenggang dalam tangis
tentunya
LV fungsi sistolik baik
cor dan pulmo dalam batas normal
tak tampak kelainan radiologis
pada soft tissue leher
saat ini ....
fisik isteriku normal
hanya sulit jalan
bagaimanapun RSCM menyimpan harapan
gedung megah perawat ramah
ah, profesor!
kau masih harus belajar bicara
bahasa pasien
akupun belajar bahasa tracy
Sumenep, 21 Pebruari 2010
MASJID KUBAH MAS JAKARTA
kubah lebih tinggi daripada rumput
lampu, cemara,
cericit burung-burung
menara perkasa dalam hujan,
petir, banjir
adzan basah asar mengejar
matahari yang basah
doaku basah
Surabaya, 6 Pebruari 2010
PUISI ANM 11
BALI 2010
Bali terlahir dari patung-patung
menyusui patung-patung
adalah matahari terbit -Nagara-
kelak-kelok jalan
jejak anjing-anjing liar
jembatan demi jembatan
petak sawah
aroma sesaji
sampai Sanur
adalah matahari terbenam -pantai Kuta-
orang berjemur
orang bersilancar
ombak dan angin
sampai Tanah Lot
adalah pura -hentikan pura-puramu-
pulau seribu pura
adalah pabrik kata-kata -Joger-
menantang kecerdasan kita:...
adalah pabrik karikatur -Jangkrik:
menawari dinner
dan belanja lagi
lagi
Bali terlahir dari patung-patung
beranak patung-patung
menyusui patung-patung
lalu patung-patung itu mengiringimu
berburu bulan
berburu matahari
berburu bintang
: hentikan pura-puramu
Denpasar, 29 Mei 2010
SAJAK-SAJAK KEPITING
(1)
Aku ingin merebusmu jadi kepiting : pesta hujan. Dan kuhangati badanku dengan lehermu kau terengah di didih keringat: untuk apa kau tendang langit. Kau desahkan namamu sendiri. Atau tubuhmu menggelembung lalu berantakan Ombak berantakan di karang. Ada kepiting Aku ingin merebusmu jadi kepiting
Kugigiti lehermu Dengan teliti
(2)
Kepiting itu adalah kau yang mencekik mimpiku jadi bangkai jadi sampah jadi serapah. Aku menikmatinya dengan getir petani tembakau yang gagal panen
kepiting itu merambat-rambat di perut: aku jadi lapar puisi dahaga perbukitan. Aku berpikir merebusmu
kukuliti dan kuserap dagingmu. Tidak mengenyangkan pasir karang penyu perahu angin. Tidak ada beliung hari ini
Tapi julurkan lidahmu potong ujung beliung, Mainkan musik mainkan gelombang mainkan kehidupan kepiting itu memaksaku melayangi jalan tol menembusi plaza menjadi virus dan bersemayam di setiap situs. Ah, ada tamu!
Kepiting itu bersilancar : Aku tidak melihat diriku. Hanya matahari terbit. Langit terluka hatiku berdarah
Kepiting itu jadi uap Kabut jadi uap Aku jadi uap
Tidak penting siapa kepiting siapa aku siapa uap
(3)
Kepiting itu merampas rimba khayalku Menjajahnya lantas diam-diam menghisapnya Ludes. Aku tanpa khayal
Aku tanpa khayal Kepiting: menggeluti tubuhmu berkarat tajam dan menyedihkan. Kutepis kepiting menjejali mulutku dengan batu dengan bara. Hara hura haru
Tetap saja kepiting kusantap Nikmat
(4)
kepiting yang kulahap malamnya mencabik jantung kepiting itu telah menjamah kelenting kuning menjamah kelenting abang kelenting biru menjamah hasratku: inilah cinta kata petir sambil menyambar pucuk bukit menara eiffel…
inilah cinta desis beliung sambil memutar-mutar washington… inilah cinta bisik gempa sambil menggoyang tokyo,… inilah cinta seru hujan sambil menyirami hari jadi gigil hati jadi gigil jalan jadi gigil cuaca jadi gigil deru jadi gigil inilah cinta tutur lumpur seraya menenggelamkam kota jadi fosil agama jadi fosil demokrasi jadi fosil fosil suara fosil senyum fosil manusia
inilah cinta sambil kukuliti lantas kuhisap tuntas
kepiting tetap saja kau cabik jantungku
SAJAK-SAJAK BROKOLI
I
brokoli bertiwikrama
dan aku bergelantungan di antara dahan-dahannya
bikin musim semi bikin musim bunga
di daerah tropis dapat dilihat matahari dengan penuh cinta
bercanda dengan banjir, longsor, dan gempa
brokoli berakar kemarau berbunga hujan
yang tiwikrama brokoli, krisna, atau aku
tidak penting
karena di jurassic park
kita disuguhi dynosaurus
sambil menyantap capjay, cake, nasi goreng
dicampuri brokoli
II
pada brokoli kau menyelinap menggelembungkan birahi
dan aku asyik memecahkannya satu demi satu
manuver apa lagi saat wajah laut putih
angin putih langit putih haripun putih brokoli putih
kau perahu penuh brokoli
dan aku bergelantungan
aku ingin merenangimu kucampakkan jembatan
aku ingin merenangimu kucampakkan selat
aku ingin merenungimu
aku ingin merenungi darah, jantung, lever dan brokoli
yang sesekali tampak seperti dayang sumbi
30 Maret 2010
MELEWATI KUMITIR
kuhirup napas Kumitir
tebing matahari pebukitan
jalan memutar
burung dan serangga
bersahutan sampai jembatan
mengalir sejuk
mengalir duka
Jember 10 Maret 2010
HIKAYAT RUMAH
moteor menabrak rumahmu
lebur. Tidak apa
kaupun bisa menabrak moteor, bintang, planet
–konon sebelas bulan, matahari, dan bintang
bersujud menyeruak mimpi Yusuf. Kamu
bukan Yusuf
aku bukan Yusuf
yang Yusuf siapa?
kamu terlalu bernapsu
karena moteor menabrak rumahmu
kamu bukan Ibrahim bukan Namrud
aku bukan Ibrahim bukan Namrud
Moteor menabrak rumahmu:
Lebur
kamupun bisa menabrak moteor...
dengan rohmu
dengan otakmu
dengan bola matamu
dengan doamu
moteor dan rumahmu
bertabrakan dalam orbitku
aku terperangah: Mengapa rumahmu?
Sumenep, 2 Juni 2010
PUISI-PUISI ANM-11
Oleh: Akhmad Nurhadi Moekri
NYANYIAN LETNAN NURHADI
ANGGOTA PASUKAN GARUDA XII
Kalau aku ke Kamboja
anakku
berbekal seribu peluru
Kalau aku pulang nanti
anakku
Kubawakan seribu peluru
Sejuk senapanku
Sejuk darahku
Telah kuminum darah yang tumpah
Telah kubungkam perang yang pecah
Kalau aku ke Kamboja
anakku
berbekal seribu peluru
kusalami penduduk desa
kubangun pagar rumahnya
kusapu hutan
kurajut kota
Kalau aku pulang nanti
anakku
kubawakan seribu peluru
sekeranjang jeruk untuk tetangga
sekeranjang senyum gerilya untuk
mamamu
kubawakan Ho Chi Minh
kubawakan sungai Mekong
kubawakan Pnom Penh
kubawakan Kamboja
untuk Indonesia
dE, hari-hari hujan
hari-hari reda
hari-hari reda
dE, ulang tahunmu
kita rayakan
entah kapan
kita rayakan
entah kapan
dE, selamat pagi
matahari pasti terbit
hari ini
matahari pasti terbit
hari ini
dE, bunga wijaya
yang kau tanamkan
menjalari rongga hatiku
berbunga
harum
yang kau tanamkan
menjalari rongga hatiku
berbunga
harum
dE, burung tetangga
berkicau untuk kita
berkicau untuk kita
dE, hujannya lebat dan lama
kalau bumi banjir perahu nuhnya
di mana
kalau bumi banjir perahu nuhnya
di mana
HOTEL SELECTA KAMAR 40
jendela semakin kabur
subuh
kapan gunung, awan, sepotong hujan
ditaruh di situ?
aku menoleh bukan buat menyapa
kaktus, menara, dan kubis
beringkut menjauh
aku menoleh memastikan
bahwa aku bakal sendiri
ah, usia mengejar
ketinggalan
bahkan ditinggalkan
Batu, 19 Juli 2007
PUISI-PUISI ANM-12
Oleh: Akhmad Nurhadi Moekri
SEDIKIT RASA LAPARMU
pagi mengalir film kartun,
berita bola, rekaman mesum artis
sedikit rasa laparmu
terhibur organisasi masyarakat: NU, Muhammadiyah, ...
yang terakhir PND
di negeri ini ormas apa yang tidak ada
di pasar dijajakan segala macam buah
segala macam jajan: junkfood; makanan sampah
sampah nuklir
sampah politik
sampah ormas
sedikit rasa laparmu
terhibur kartunis
yang biasa menista diri
menista nabi
menista siapa saja
sedikit rasa laparmu
terhibur sajak Rimbaut: laparku Anne
lari di atas keledaimu...
terhibur sajak Rendra: kelaparan adalah burung gagak
yang licik dan hitan
jutaan burung gagak...
sedikit rasa laparmu
sate kelinci sate-gule sate lalat
nasi goreng sambal goreng bebek goreng
see food capjay
sedikit rasa laparmu
televisi radio internet majalah koran
sedikit rasa laparmu
travelling hicking climbing
sedikit rasa laparmu
poligami
TAKDIR
Mengalir ke laut takdir
: Wisata laut
_terumbu karang, ikan,
ular, penyu,ubur-ubur
segala bentuk segala warna
senja menjamah tebing, pantai
camar-camar, angin, gelombang
melantunkan ayat suci
Mengalir bersama takdir
: Wisata langit
_sayap malaikat, buroq,
sorga, neraka, sidrot, arasy
penuh cahaya
takdir adalah cahaya
mengalir ke laut takdir
mengalir bersama takdir
Sunenep, 30 Desember 2010
TEROMPET
Isrofil meletakkan terompet di mulutnya
tapi belum meniupnya
di ujung tahun terompet melengking-lengking:
Orang-orang berserakan
_langkah berserakan, musik, mercon
juga percakapan
di ujung tahun
di ujung usia
kau bunyikan apa
Isrofil meletakkan terompet dimulutnya
tapi belum meniupnya
Sumenep, 30 Desember 2010
ADAM YANG LAPAR
adam yang lapar menghabiskan khuldi:
Buahnya, bunganya, daunnya, batangnya
sampai ke akar-akarnya
_ludes
bersama hawa
adam yang lapar menanam khuldi di bumi
buahnya kurma, manisnya kurma, pohonnya kurma:
menaklukkan gurun, badai, pasir, serpihan matahari
_sujud
bersama hawa
adam yang lapar menanam khuldi dalam hati
pohonnya rindang: semilir angin, istighfar panjang,
tasbih langit
_rindau
bersama hawa
Sumenep, 30 Desember 2010
ALLAH
Allah, lapar kenyangku urusanMu
Allah, duka sukaku urusanMu
Allah, mati hidupku urusanMu
Kau urus aku
urus galaksi semesta kubur
mahsyar mizan shirot neraka
Beri aku sorga! (Beri daku Sumba!
seingatku Taufik Ismail pernah minta
Sumba)
Beri aku sorga
beri aku 70 bidadari divan baju gelang sandal...
paling tidak sembunyikan aku dari api neraka
karena aku hambaMu
Engkau Tuhanku
Sumenep, 30 Desember 2010
PUISI-PUISI ANM-13
Oleh: Akhmad Nurhadi Moekri
KALIGULA
Kaligula telah mati
tapi hidup lagi
berkali-kali
barangkali akulah Kaligula
_kutiup matahari jadi malam
sawah membusuk
lading membusuk
petani membusuk
-kutiup bulan jadi hitam
ikan-ikan membusuk
perahu membusuk
nelayan membusuk
barangkali akulah Kaligula
-kutiup perawan jadi bunting
jadi janda
jadi renta
barangkali akulah Kaligula
-yang membetot jantungmu
jadi bangkai
yang membetot otakmu jadi gila
yang membetot syarafmu jadi lumpuh
atau Kaligula itu
adalah kau
yang telah membunuhku
Gayam, 7 Januari 2011
AKULAH PUTRA AL-KHAMSAK
Akulah petera al-Khamsak yang ke lima
menghunus pedang
melepas panah
melempar tombak
mencari syahid:
_semoga syahid menemuiku
dengan wajah ramah
lukaku cahaya
darahku cahaya
jasadku cahaya
pedangku cahaya
panahku cahaya
tombakku cahaya
Kalau aku haus
biar bidadari meminumkan susu
Kalau aku lapar
biar malaikat menghidangkan manna
dan salwa
aku tidak butuh khuldi:
_karena pohon itu telah tumbuh di bumi
di laut di bukit di kota di ladang
di super market di kamar hotel
di bandara di dermaga di jalan tol
di mall
Gayam, 4 Januari 2011
DI UJUNG 2010
puisi
pesan terabaikan
entah berapa kabar lagi
yang sempat kucatat
entah berapa kubur lagi
yang sempat kulihat
entah berapa puisi lagi
yang sempat kubuat
entah berapa pesan lagi
yang sempat kuingat
pada akhirnya akulah kubur
puisi
pesan terabaikan
Sumenep, 31 Desember 2010
SAJAK BRUTUS
Lihat! Ombak mengkhianati laut
perahu menaberak karang:
_pecah karam
aku karam
Lihat! Ombak mengkhianati darat
di ujung tsunami:
_kota-kota rontok
aku rontok
Lihat! Angin mengkhianati musim
burung-burung rontok daun-daun rontok
di ujung putting beliung:
_tangis pilu
tangisku
Lihat! Hujan mengkhianati langit
di ujung banjir:
_rumah hanyut
nyawa larut
aku larut
Hujan mengkhianati langit
Angin mengkhianati musim
Ombak mengkhianati laut
Brutus mengkhiantai Julius:
_kau mengkhianati
siapa?
Gayam, 9 Januari 2010